Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan ke-6 masa biasa, 17 Februari 2023
KEHILANGAN DIRI
Renungan kita pada hari ini bertema: Kehilangan Diri. Seorang gadis remaja baru saja merayakan ulang tahun yang ke-17. Ia sangat bahagia atas dukungan keluarga dan semua temannya, karena baginya ulang tahun ke-17 adalah puncak kehidupannya sebagai seorang remaja. Ada banyak harapan dan nasihat disampaikan kepadanya, yang pasti menghibur dan menguatkan dia.
Ia mendapat kesempatan untuk memberi sambutan pada hari bahagianya itu. Dalam sambutannya, ia mengutip kata-kata dari Santo Yakobus di dalam perjanjian baru yang berbunyi: iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Ia sendiri sebenarnya tidak begitu paham dengan kutipan kitab suci tersebut. Tapi baginya kutipan itu penting.
Beberapa hari sebelum perayaan ulang tahunnya, ia menemani ibunya belanja di pasar. Ini adalah kali yang kedua ia temani ibunya belanja, setelah kali pertamanya pada waktu ia masih di bangku SD. Ia baru menyadari saat itu, ketika ibu tidak normal dalam mengangkat barang-barang belanjaan.
Tangan kanannya agak lumpuh karena kecelakaan sepeda motor di waktu lalu saat sedang berjalan ke pasar. Ia sangat kasihan kepada ibunya yang selama ini bekerja bagi keluarganya tetapi hanya dengan tangan kirinya yang normal. Berangkat dari kesadaran itu, ia tidak lagi membiarkan ibunya mengangkat barang-barang berat, yang bisa menyebabkan kehilangan keseimbangan. Ia harus selalu membantu ibunya, untuk meringankan beban kerja ibu.
Gadis itu mengerti bahwa ibunya telah mengalami kehilangan diri, atau melakukan pengorbanan diri yang besar, demi kebaikan dan suka cita di dalam keluarga. Ia juga semakin mengerti, bahwa perbuatan-perbuatan seperti melayani, berkorban demi kebaikan orang lain, bahwa rela kehilangan diri sendiri, demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar adalah suatu kesaksian iman yang sesungguhnya. Maka ia sangat suka dengan kutipan kitab suci tersebut.
Kehilangan diri atau kehilangan nyawa merupakan tindakan utama Tuhan Yesus Kristus, mulai dari lahir sampai wafat-Nya di salib. Intinya ialah sebuah pengorbanan diri bukan untuk keuntungan diri sendiri, tetapi untuk kebaikan orang lain dan kepentingan yang lebih besar. Tindakan kasih inilah yang menjadi syarat utama untuk menjadi pengikut Kristus dan untuk mencapai keselamatan.
Suatu pengalaman kehilangan diri atau kehilangan nyawa harus dengan perbuatan nyata, dan tidak bisa hanya dengan teori atau kata-kata. Oleh karena itu percakapan, pengajaran atau khotbah tentang kehilangan nyawa belum dapat menyelamatkan diri kita, karena belum menjadi kenyataan.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga kami selalu menunjukkan pengorbanan diri kami di dalam kenyataan. Bapa kami.... Dalam nama Bapa ...